top of page
Search

Celah Keamanan pada Saat Belanja Online

Di musim-musim liburan tertentu seperti perayaan Tahun Baru, hari libur sekolahan, atau hari besar lainnya diperkirakan ada ratusan juta orang berbelanja online. Beberapa di antaranya mungkin adalah pelanggan bisnis online Anda. Ketika para pelanggan bersemangat mengklik payment verification, mereka mungkin tidak selalu waspada sebagaimana mestinya. Gangguan inilah yang membuat uang para pelanggan berisiko jatuh ke tangan oknum peretas yang nakal.


Celah Keamanan pada Saat Belanja Online | Motict

Menurut laporan baru dari Juniper Research, kerugian penipuan dari belanja online, tiket pesawat, transfer uang, dan layanan perbankan diperkirakan mencapai $ 22 miliar pada 2019 (Penipuan Pembayaran Online).


Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk memberikan keamanan privasi dan identitas pelanggan bisnis online? Berikut mari kita simak tipsnya!

1. Perkuat Kata Sandi Pelanggan

Berikan dorongan dan aktifkan pelanggan Anda untuk membuat sebuah kata sandi yang kuat dalam login/register flow pada situs web Anda. Bila perlu, buatlah kebijakan keamanan kata sandi yang jelas dan memberlakukan penggunaan kata sandi yang harus dipatuhi semua pelanggan.


Sebagai contoh, saat ini banyak situs web bisnis online yang memberlakukan aturan kata sandi harus:

  • Terdiri minimal 8 digit.

  • Perpaduan antara angka dan huruf.

  • Mengandung huruf kapital.

  • Mengandung numerik/ angka.


Para pengguna yang melakukan login/register flow kadang terbiasa memilih kata sandi yang mudah ditebak karena mereka lebih mudah mengingatnya. Jadi, pastikan di dalam situs web juga menawarkan dukungan yang memudahkan para pengguna ketika lupa kata sandi.

2. Menggunakan Otentikasi 2-Faktor (2 factor authentication (2FA)

Saat ini, tidak peduli seberapa aman atau rumitnya kata sandi, tidak sulit untuk di-crack atau menebak kata sandi pengguna. Itulah sebabnya, mengapa bisnis online harus memiliki lapisan keamanan tambahan untuk memastikan orang yang mencoba mengakses ke situs web Anda benar-benar adalah pelanggan Anda.


2 factor authentication (2FA) atau otentikasi 2 faktor memakai konsep menggabungkan beberapa jenis elemen yang hanya dimiliki oleh pelanggan. Di antaranya sesuatu yang diketahui pelanggan (kata sandi) dan sesuatu yang hanya dimiliki pelanggan (biasanya nomor handphone).


Jadi, selain kata sandi, pelanggan akan dikirimi sebuah OTP (one time password) sebagai kata sandi tambahan untuk memverifikasi bahwa mereka adalah benar-benar pelanggan asli seperti yang tertera dalam database.

3. Batasi Login Sosial

Meskipun login sosial dapat menjadi cara cepat dan efektif untuk membuat para pengunjung situs web Anda terhubung, ternyata risiko keamanannya juga lumayan besar. Situs media sosial adalah target peretasan utama yang mempengaruhi keamanan pelanggan situs di mana mereka berada ketika login dengan akun media sosial pribadi.


Ambil contoh dalam kasus Facebook, sebanyak 50 juta data akun pelanggan bocor karena terjadi gangguan keamanan database. Sehingga situs apa pun yang digunakan untuk login ke Facebook berpotensi terhadap serangan peretasan atau hacking. Dapat dikatakan, sepanjang tahun potensi keamanan cyber terutama dalam penipuan pembayaran online masih sangat besar. Terlebih, saat ini banyak marketplace di Indonesia yang tumbuh pesat dan bermunculan menjadi incaran para oknum peretas nakal.


Penjahat dunia maya akan mengambil keuntungan dari momen spesial atau event khusus untuk meningkatkan aktivitas online dan menipu para pembeli agar membagikan informasi pribadi yang krusial. Jika Anda pelaku bisnis online, maka sudah seharusnya bisnis Anda waspada tak peduli musim apa pun. Karena, pelanggan bisnis Anda layak dilindungi sepanjang tahun dari ancaman cyber.

9 views0 comments

Comentarios


bottom of page